May 21, 2010

Indahnya Islam ; Tetesan Air Yang Membawa Hidayah

Tetesan Air Yang Membawa Hidayah

Cuaca dingin musim semi di kota Bashrah masih menyengat.Imam Hasan Al Bashri yang pulang
usai solat Subuh itu harus merapatkan kancing jubahnya dan menutupi kepalanya dengan sorban tebal Persia.Matahari sedikit melirik dari ufuk timur tapi belum menebarlkan kehangatan yang berarti untuk mengusir sengatan dingin.

"Selamat pagi ya Imam," sapa seseorang tiba-tiba.Imam Hasan menoleh,dilihatnya pendeta Buthros tengah jalan kaki cepat di pagi itu. "Oh,Tuan Buthros kiranya." Mereka bersalaman dan berangkulan akrab.

"Tadi saya mengetuk rumah Tuan Imam tapi tak ada jawaban,"kata Pendeta Buthros. "Saya dengar Imam sakit." " Yah,alhamdulillah saya sudah sembuh," kata Imam Hasan.
"Ada yang diperlukan dari saya?" "Tidak ada,saya hanya rindu saja dengan Iman."Hendak ke rumah kiranya?" "Maaf Imam,Insya Allah lain kali saya mampir,"

Pendeta Buthros pemimpin Kristen Ortodok Bashrah itu memang hidup rukun dengan para
ulama Islam zaman itu.Pendeta Burhros secara kebetulan tinggal di atas rumah Imam Hasan Al Bashri.
Setiap pagi keduanya berdialog dan berdiskusi tentang banyak hal.Pendeta Buthros kadangkala menanyakan kepada Imam Hasan Al Bashri tentang sikap dan pandangan Islam tentang Kristen,Yesus Kristus,Maria dan lain sebagainya.Imam Hasan Al Bashri selalu menjawbnya dengan positif.Imam Hasan Al Bashri tidak pernah menyudutkan orang apalagi mengutuk dan memaki.Keyakinan orang dihargainya.

"Pernah Rasulullah junjungan dan panutan kami ditanya seseorang tentang apa itu yang disebut perbuatan baik.Lantas junjungan kami Rasulullah mengutip kata-kata Nabi Isa ibnu Maryam yang dalam Kristen disebut dengan nama Yesus Kristus itu.Yang disebut dengan perbuatan baik adalah berbuat kebaikan untuk orang yang justru menyakitimu."

"Maha Suci Tuhan,"kata Buthros. Rasulullah selalu menyebut Nabi Isa dengan sebutan saudaraku Isa Ibnu Maryam. Rasulullah pernah diminta Jibril untuk menunaikan solat di Bethlehem.Dan ketika ditanya ini apa? Jibril menjawab ini adalah tempat Nbiyullah Isa dilahirkan.Rasulullah dalam perjalanan Isra’dan Mi’rajnya pernah bertemu Nabiyullah Isa dan melakukan dialog. “Maha Suci Tuhan,” pekik Buthros.

Selama mereka berhubungan lebih dari lima tahun tak pernah keluar dari lisan Imam Hasan Al Bashri ajakan untuk masuk Islam.Meski tengah membicaarakan hal-hal krusila dan peka, misalnya soal trinitas,Imam Hasan Al Bashri bisa menjelaskannya tanpa menyakiti hati. Imam Hasan Al Bashri juga cukup menguasai filsafat sehingga membuat Buthros sangat mengaguminya.Pertemuan dan perpisahan antara keduanya selaludiawali dan diakhiri dengan senyum dan pelukkan kasih sayang.BUthros selalau menceritakan kepada para pengikutnya tentang Imam Hasan Al Bashri.Ia selalu bercerita tentang pandangan Islam tentang agama Kristen,Yesus Kristus dan Maria.Buthros selalu mengatakan kepada pengikutnya bahwa Islam bukan agama yang harus dianggap musuh.Islam dianggap memiliki berbagai kesamaan meski juga memiliki beragam perbedaan. “Kita dan Islam dalam melihat Yesus Kristus memang ada perbedaan.Islam memandang Yesus Kristus sebagai Nabi dan kita melihatnya sebagai Tuhan.

Di Bashrah kehidupan beragama sangat harmonis.Pemeluk Kristen kadangkala secara tidak langsung mendengarkan ceramah agama Islam yang diselenggarakan di masjid-masjid. Karena adanya dialog,populasi umat Kristen tidak turun dan tidak ada masalah hubungan antar mereka.

Namun pada suatu saat,Buthros mendengar Imam Hasan Al Bashri menderita sakit hingga Imam absen menjadi Imam salat beberapa hari.Beberapa orang datang menjenguk.Yang terakhir pada pagi itu adalah Butrhros. Melihat kedatangan BUthros,wajah Imam Hasan Al Bashri tiba-tiba cerah. “Tuan Buthros,” teriaknya sambil mengangkat kedua tangannya menyambut kedatangan Buthros yang mengenakan baju kependetaannya berwarna gelap dengan hiasan salib berwarna kuning.Hari itu memang hari Ahad,hari kebaktian umat Kristiani.

“Anda hendak ke kanisah,?”
“ Iya Imam”.
“Sampaikan salam saya untuk jamaah Tuan.”
“Akan saya lakukan.Sakit apa Imam ?”
“Sakit letih.Allah seolah memerintahkan saya untuk beristirahat dari kegiatan,” kata Imam Hasan.

Namun ketika BUthros akan mencium pipi Imam Hasan Al Bashri,secara tak sengaja kakinya menendang sebuah baskom di sisi ranjang itu.Air pun tumpah membasahi lantai dan sebagian Jubah Buthros.

“Air apakah ini Imam?” tanyanya.

Imam Hasan Al Bashri tidak menjawab.Tetapi Buthros lantas melihat keatas.Di atap rumah Imam Hasan masih terlihat menggantung titik- titik air yang siap menetes ke bawah.

“Itu air dari lantai atas Imam?”
“ Iya.”
“Dari rumah saya?”
“Iya.”
“Mengapa Imam tidak pernah bercerita?”
“Tidak perlu.”
“Sudah berapa lama hal ini terjadi?”
“Sekitar dua tahum.”
“Dua tahun? Maafkan saya Imam.”

Buthros tercenung.Air ini pasti jatuh dari kamar mandinya yang tepat berada di atas kamar Imam Hasan Al Bashri.Tapi kenapa Imam diam dan membiarkan saja kejadian itu terjadi selama dua tahun ? Tiba-tiba ia teringat kata-kata Imam yang mengutip hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa barangsiapa beriman kepada Allah maka ia haruslah memuliakan tetangganya. Ajaran inilah yang diamalkan Imam Hasan meski terhadap tetangganya yang beragama berbeda.

Tiba-tiba Buthros mendekati Imam Hasan Al Bashri.”Aku ingin membuka baju ini Imam.”
“Jangan.”
“Kenapa Imam melarang?”
“Apa alasan Tuan membuka baju Tuan?”
“Aku ingin memeluk agama Imam..Aku ingin menyatu dengan Imam dalam iman yang sama. Ajarilah aku menjadi muslim.”

Imam Hasan lama tak bereaksi hingga kemudian matanya sembab dan basah dengan air mata.“Saudaraku BUthros,” katanya sambil menariknya dalam pelukan yang dalam. Keduanya terisak tangis. “Aku bersaksi tiada TUhan selain Allah dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah.”

Suara itu menggema dari hati yang dalam.Kata-kata itu menggetarkan siapa saja yang mendengar.Malaikat seolah mengikuti pernyataan itu.Awan yang bergulung berarak di musim semi seolah bertasbih,menjadi saksil, larut dalam tangisan dua insan yang berhati lembut itu.Iman tealah menghangatkan kebekuan dan kedinginan hati di pagi itu,bersamaan dengan suara genta kanisah yang berdentang berkali-kali.

================================================================ Ditulis oleh Musthafa Helmy, dalam majalah Risalah Nahdlatul Ulama No.8/ Thn II/1429H

..,maka hati siapakah yg tak tergetar membaca cerita ini ?
..,bisakah kita menahan air mata membaca cerita ini ?
..,ALLAHU AKBAR !

May 04, 2010

6 Pertanyaan Imam Ghozali

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya :

Pertanyaan pertama : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Murid 4 : Kaum kerabat

Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI ( Surah Ali-Imran:185) . Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati.”

Pertanyaan kedua : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?”
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Murid 4 : Bintang-bintang

Iman Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak
akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari
ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.”

Pertanyaan ketiga : “Apa yang paling besar didunia ini ?”
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi

Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali
adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”

Pertanyaan keempat :”Apa yang paling berat didunia ?”
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah

Imam Ghazali : “Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Ahzab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.”

Pertanyaan kelima : “Apa yang paling ringan di dunia ini ?”
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Murid 4 : Daun-daun

Imam Ghazali : “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat.”

Pertanyaan keenam :”Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?”
Murid- Murid dengan serentak menjawab : Pedang

Imam Ghazali : “Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia
ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati”

touching heart songs

Powered by eSnips.com
 
Copyright© sUdUT hATi